
Berikut ini adalah saran-saran bagi konselor dalam mengaplikasikan teori self-efficacy dalam praktek konseling.
1. Konselor yang belum yakin tentang cara merancang intervensi berdasarkan teori self-efficacy dapat mulai dengan memperhatikan dan mencatat bidang-bidang perilaku di mana klien memiliki persepsi tentang ketidakmampuannya yang dapat membatasi pilihan karir dan pencapaiannya.
2. Jika klien memiliki persepsi ketidakmampuan dalam beberapa ranah perilaku, konselor sebaiknya mengintervensi ranah-ranah perilaku itu satu persatu. Langkah pertama intervensi itu adalah konselor mengidentifikasi sumber-sumber local yang dapat memberikan kesempatan bagi klien untuk mencapai keberhasilan kinerja (performance accomplishment). Sumber local itu dapat berupa program pendidikan luar sekolah yang menawarkan keterampilan yang sesuai dengan minat klien.
3. Untuk membantu klien mengembangkan social confidence, konselor dapat mempelajari buku-buku tentang pelatihan keterampilan social atau membantu klien mengembangkan serangkaian tugas social yang bertahap, yang dapat dipergunakan oleh klien untuk mempraktekkan kompetensi yang sedang dikembangkannya. Ini dapat dilakukan dalam kelompok, seperti dalam kelompok assertiveness training, kelompok pelatihan komunikasi dan keterampilan interpersonal, dan public speaking, di mana para anggotanya sama-sama merasa memiliki rasa kurang percaya diri.
4. Konselor harus mendampingi klien pada saat mereka sedang berlatih dengan keterampilan barunya itu, dan siap memberikan dorongan dan dukungan jika klien mengalami kegagalan.
5. Untuk memberi kesempatan vicarious learning dan modelling, konselor sebaiknya dapat menghadirkan orang yang sudah berhasil dalam bidang yang sedang dipelajari oleh klien.
6. Konselor harus menguasai teknik-teknik dasar pengelolaan kecemasan seperti relaksasi otot dan positive self-talk, yang dapat dipelajari oleh klien untuk menghadapi kinerja yang ditakutinya. Sebagaimana halnya dengan setiap keterampilan baru, konselor akan mengembangkan penguasaan komponen-komponen untuk intervensi self-efficacy melalui pengalaman dalam membantu klien mengatasi permasalahan akibat rendahnya tingkat self-efficacy. Didi Tarsidi
Universitas Pendidikan Indonesia (UPI)
0 komentar:
Posting Komentar